Berita  

**Israel Serang Gaza Saat Idul Adha, 38 Orang Tewas dalam Konflik Berkepanjangan**

**Israel Serang Gaza Saat Idul Adha, 38 Orang Tewas dalam Konflik Berkepanjangan**

Konflik Berdarah di Hari Raya Idul Adha
Israel kembali melancarkan serangan keras di Jalur Gaza, Palestina, bahkan saat umat Islam merayakan Idul Adha. Menurut data terbaru dari badan pertahanan sipil Gaza, sebanyak 38 orang tewas akibat serangan tersebut, termasuk warga sipil dan petugas keamanan. Serangan ini terjadi pada Jumat (6/6/2025), saat puncak perayaan Idul Adha, menciptakan situasi yang lebih menyedihkan di tengah konflik berkepanjangan.
Fakta Penting: Serangan dan Reaksi Internasional
Kantor berita AFP melaporkan, Sabtu (7/6/2025), bahwa serangan Israel melibatkan tembakan dari udara dan darat, yang menargetkan area strategis di seluruh wilayah Palestina. Pihak Gaza mencatat bahwa korban tewas terdiri dari 12 anak-anak dan 8 perempuan, menambah derita yang sudah lama dialami oleh rakyat Palestina.
Sementara itu, reaksi internasional pun bermunculan. Badan-badan PBB mengecam keras serangan tersebut, sementara beberapa negara menyerukan penyelesaian damai dan penghentian hostilitas segera. Namun, Israel tetap mempertahankan sikap kerasnya, menyatakan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk melindungi keamanan negaranya.
Dampak Konflik pada Kehidupan Warga
Konflik ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga merusak infrastruktur dasar seperti rumah sakit, sekolah, dan jalan raya. Warga Palestina yang sudah lama mengalami keterbatasan akses akibat blokade Israel, kini harus menanggung beban tambahan karena serangan ini. Banyak yang terluka parah dan membutuhkan pertolongan darurat, namun sulit untuk mendapatkan layanan medis yang memadai.
Penutup: Dilema Konflik yang Tidak Berujung
Serangan Israel di hari raya Idul Adha ini menambah deret panjang konflik yang sudah berlangsung lama antara kedua belah pihak. Dengan korban jiwa yang terus bertambah, dunia kembali dihadapkan pada pertanyaan: kapan akhirnya konflik ini akan berhenti? Dan apakah ada solusi damai yang bisa ditempuh untuk menghindari bencana lebih lanjut?

Exit mobile version