Latar Belakang
Sehari setelah serangan bersenjata yang merenggut 26 nyawa di Pahalgam, Kashmir, para turis berbondong-bondong meninggalkan kawasan yang biasa disebut “Little Switzerland” di India. Peningkatan drastis dalam pembatalan reservasi hotel terjadi di kawasan ini, yang biasanya menjadi tujuan utama untuk menghindari cuaca panas di dataran rendah.
Fakta Penting
Pada Rabu (23/4), Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, melaporkan “eksodus tamu” setelah serangan brutal yang menewaskan 26 orang. Serangan ini terjadi di tengah upaya pemerintah untuk merebut kembali ketenangan di wilayah yang pernah rawan konflik.
Menurut data pemerintah, sebanyak 3,5 juta wisatawan, mayoritas domestik, mengunjungi Kashmir pada tahun 2024, menandakan pemulihan “kenormalan dan kedamaian” setelah operasi militer besar-besaran. Namun, tragedi ini kembali menggelindingkan ketakutan dan merusak citra wisata alamnya.
Dampak
Serangan ini tidak hanya menghancurkan harapan untuk pemulihan wisata tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas di wilayah tersebut. Otoritas berupaya menenangkan publik, namun lonjakan turis yang kabur menunjukkan dampak psikologis yang dalam.
Krisis ini menimbulkan pertanyaan tentang seberapa aman Kashmir bagi wisatawan di masa depan, sementara pemerintah berjuang untuk memelihara ketentraman setelah tahun-tahun konflik.
