
Diego Armando Maradona, legenda sepak bola dunia, menghembuskan napas terakhirnya pada umur 60 tahun pada 2020. Kematian Maradona akibat henti jantung di rumahnya menjadi berita mengejutkan bagi dunia sepak bola. Namun, kisah ini tidak hanya berhenti di situ.
Pada November 2020, sebelum kematian, Maradona dirawat di rumah sakit karena masalah kesehatan. Setelah pemeriksaan di klinik Olivos dan Ipensa Sanatorium di La Plata, Argentina, ditemukan hematoma subdural yang memerlukan operasi segera. Hematoma subdural, menurut Cleveland Clinic, adalah pendarahan di dekat otak yang biasanya terjadi setelah cedera kepala.
Kematian Maradona menimbulkan pertanyaan tentang perawatan yang diberikan. Tim medis dikabarkan dituntut atas dugaan kelalaian. Ini menunjukkan pentingnya perhatian ekstra terhadap masalah kesehatan, terutama setelah cedera kepala.
Manfaat praktis dari kisah ini adalah pentingnya segera memeriksa kondisi setelah cedera kepala dan mencegah risiko pendarahan di otak. Ajakan hidup sehat, terutama dengan menjaga kesehatan jantung dan otak, adalah langkah awal untuk mencegah tragedi serupa.
Mari waspada dan tingkatkan kualitas hidup dengan berolahraga rutin, makan sehat, dan beristirahat cukup. Kesehatan adalah aset terpenting yang tidak bisa dipungkiri.